Arsip

Posts Tagged ‘Kurdistan’

Welcome to Sulaymaniyah

25 Oktober 2011 12 komentar

Ga pernah kusangka dan kurencanakan sebelumnya, bahwa cap pasporku yang pertama adalah Kurdistan. Untuk yang belum tahu dimana Kurdistan, ini adalah daerah teritori Irak, namun penduduknya mayoritas adalah suku Kurdi. Baik bahasa, kebudayaan, bahkan benderanya pun bendera Kurdi. Itulah mengapa yang mengeluarkan Visa pun bukan Pemerintah Irak, namun Kurdistan Regional Goverment, that’s how they named it.





“Ngapain jauh2 ke Irak”? that’s a good question. Nambah pengalaman, buka wawasan, ah basi. Sejujurnya ya untuk nyari uang. Karena di Indonesia kebetulan belum dapat tawaran sebesar disini.. hehe..


Anyway, kaget juga. Tidak seburuk yang kukira, Sulaymaniyah, kota dimana aku tinggal, sedang berkembang pesat sekali. Memang disana sini masih terlihat wilayah gersang seperti biasanya ditemui di wilayah timur tengah, namun terlihat pula gedung2 bertingkat yang sedang dibangun, mal, rumah sakit, universitas, sekolah internasional, dan apartemen, seperti berlomba2 untuk menjadi yang terbaik. Design-nya pun modern. Tidak kalah dengan bangunan2 di Jakarta. Bahkan beberapa jembatan penyeberangan di jalur protokol sini menggunakan eskalator. HAHA..








Penduduknya sangat ramah, disini, sebagaimana biasa kita temui di pedesaan di Indonesia, masyarakatnya mayoritas terbiasa untuk mengucapkan salam pada setiap orang yang ditemui, no matter who we are or who they are. Kebiasaan bercengkrama di warung teh atau warung makan seperti mengingatkan kembali arti bersaudara.


tea group




Tidak hanya ramah, mereka juga jujur. itulah mengapa kotanya pun sangat aman. Masyarakat seperti tidak kuatir untuk meninggalkan kendaraan mereka di luar rumah di malam hari.


Cuaca saat ini di bulan Oktober mulai memasuki musim “winter”, walaupun cerah, namun siang haripun aku masih bisa merasakan dinginnya hembusan angin. Terutama karena tempat tinggalku di wilayah anak gunung. Pagi dan malam hari terasa seperti di puncak pas, hanya saja tentu dengan humidity yang rendah membuat kulit menjadi begitu kering.


3 minggu sudah kurang lebih aku menetap di Suly (panggilan lain untuk Sulaymaniyah), merasakan kota yang tenang, jauh dari hiruk pikuk Jakarta. Merasa hidup tidak lagi sekedar terhimpit dalam kemacetan panjang.. Hmmhh..


Hanya jauhnya keluarga yang membuat hidup disini masih kurang sempurna.. 🙂